Kadang dibawah, diatas, disamping kanan atau kiri. Kadang cepat, kadang lambat, kadang super cepat, atau super lambat..
Kalau sekedar berteori, tak akan habis masalah ini dibahas. Setiap manusia memiliki langkah berbeda, memiliki permulaan berbeda dan juga 'garis' yang berbeda.
Ada yang berpandangan dalam melangkah dikehidupan harus 'alon-alon tapi kelakon' (pelan-pelan tapi terlaksana) menurut falsafah jawa.. Atau ada juga falsafah edan seperti 'muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk sorga..'
Tapi apapun itu, pelajaran yang terpenting yang saya rasakan yaitu : Bagaimana kita bisa melihat kebawah saat berada diatas, dan melihat keatas saat berada dibawah.
Melihat kebawah saat berada diatas
Hal yang paling sering lupa kita lakukan saat kita berada di titik tertinggi kesuksesan adalah bagaimana kita mensyukuri apa yang sudah ada. Biasanya yang ada hanyalah rasa kurang dan kurang. Bagaikan minum air laut, selalu berasa haus (dan asin) dan ingin minum terus menerus. Badan ini memiliki batasan, otak ini memiliki batasan dan hati ini memiliki batasan. Itu sebabnya kita harus bisa mengukur diri apakah kita sudah melewati batas nafsu dalam hidup di dunia ini.
Contoh paling mudah saat kita memulai hidup. Sewaktu masih bujang, belum punya motor bercita-cita pingin beli motor. Sudah punya motor, tidak afdol kalo HPnya belum tipe terbaru.. Sudah menikah, ingin punya rumah. Setelah punya rumah, kepingin punya mobil. Awal punya mobil masih mobil bekas tahun kawak, yang lebih sering masuk bengkel daripada masuk garasi. Dikasih rejeki, bisa beli mobil baru (meskipun kredit) kadang sudah mulai belajar dugem dikit-dikit.. Masih kurang puas, beli mobil lagi kali ini emoh lagi pake merk jepang tapi sudah pingin merk eropa. Belum habis, males kena macet jalanan beli helikopter buat pergi-pergi ke kantor. Paling terakhir, masih kurang puas dengan hanya predikat pengusaha sukses lantas ikut-ikutan kedalam pencalonan calon bupati atau calon gubernur..
Sampai kapan?
Mengejar dunia takkan ada habisnya kalau kita menuruti nafsu..
Saya sendiri masih sekedar berteori dan berandai-andai. Karena jalan hidup tidaklah mudah dan sedikit terseok-seok.. :)
Sedikit beramal untuk orang lain, karena sebagian rizki kita adalah hak mereka yang membutuhkannya.. Itu yang selalu dikata oleh orang tua saya setiap saat.. Memang tidaklah mudah, namun itu adalah obat dari 'serakahisme' yang menyerang..
Melihat keatas, saat kita berada dibawah
Hidup ini tidaklah selalu berada diatas, namun juga sering kita jatuh didalamnya. Bagaimana kita selalu berusaha untuk selalu bisa bangkit dan memotivasi diri untuk segera lepas dari keterpurukan. Bagaimana kita bisa memacu diri untuk segera bangkit dengan bekerja keras and NEVER GIVE UP! Sekali lagi, hanya sekedar berteori. Karena saya sendiri juga sedang belajar didalamnya..
Bagaimanapun, hidup tak selalu sesuai dengan keinginan kita.. Saat masalah datang, bukan bagaimana kita menyalahkan masalah yang memang selalu salah datang disaat yang salah.. Dasar masalah.. :)
Tapi bagaimana kita bisa segera mencari solusi atau penyelesaian terhadap masalah kita hadapi. Kata bos, harus SUROBOYO! SURO iku WANI, BOYO iku UTANG.. dadi SUROBOYO = WANI UTANG! (berani hutang).. Ga usah takut, nek ga iso bayar yo kari semoyo.. Wahahaha..
Well, Kalo ikut falsafah si Bos, modal utama tentunya harus tebal muka alias rai gedhek.. Seberapa tebal muka-mu? Ya memang disitu seni-nya.. hehehe..
Tp, bagaimanapun segala sesuatunya memang harus dihadapi.. Jangan pernah lari dari masalah!
Disitu kita juga bisa mengukur, mana teman sejati mana yang tidak. Bukan sekedar seneng melu, soro mlayu (senang ngikut, susah malah lari)..
Terakhir, itu semua saya hanya sekedar berteori.. Karena bagaimanapun saya juga dalam tahap belajar.. Karena manusia, bagaimanapun punya tugas tetap : belajar!
So, selamat belajar buat teman-teman semua! Semoga Alloh selalu meridhoi jalan yang kita ambil.. Amin..